Barangkali kita sering mendengar atau pernah menyaksikan langsung kecelakaan sepeda motor yang begitu tragis. Ironisnya, pada beberapa kasus kecelakaan motor justru orang yang dibonceng menjadi korban yang paling parah, bahkan tak jarang meninggal dunia, sementara si pengemudinya tidak sefatal itu.
Setidaknya ada empat faktor yang sekiranya patut diperhatikan agar baik pembonceng maupun yang dibonceng menjadi lebih aman dan nyaman.
1. Setelah memastikan kondisi motor layak jalan (seperti spion lengkap, lampu-lampu dan klakson berfungsi dengan baik), surat-surat lengkap, maka selanjutnya baik pembonceng maupun yang dibonceng sebaiknya menggunakan perlengkapan keselamatan, seperti helm yang layak. Sering dijumpai pada pengendara motor, pengemudi mengunkan helm model full face sedangkan si penumpang belakang hanya mengunkan helm cetok (non standar). Seharusnya keduanya mengenakan model helm yang sama pula, atau paling tidak memakai helm model half face yang kualitasnya baik.
2. Pakai jaket. Jaket tidak hanya dihanya wajib dikenakan oleh pengemudinya saja, tapi yang dibonceng juga ada baiknya pakai jaket. Selain melindungi badan dari terpaan angin, keberadaan jaket juga dapat meminimalisir terjadinya luka pada tubuh seandainya terjatuh.
3. Perhatikan posisi dan cara duduk bila kita dibonceng. Kadang ada kebiasaan orang yang dibonceng mengambil posisi yang seenaknya. Kadang duduk berjauhan dengan pengemudi atau tidak rapat, dan kedua tangan memegangi behel motor (besi pegangan belakang) atau pundak pengemudi. Posisi duduk seperti ini sangat mengundang bahaya, terutama bila terjadi guncangan saat melintas di jalan berlubang/tidak rata atau saat menikung tajam. Dalam kondisi demikian maka yang dibonceng rentan untuk terlempar. Cara yang benar, yang dibonceng posisinya merapat dengan si pembonceng, dan posisi lutut merapat mengikuti lutut si pengemudi. Selain itu kedua tangan memegang atau memeluk pinggang si pengemudi. Dengan posisi dan cara seperti itu maka yang dibonceng secara langsung maupun tidak akan mengikuti gerakan tubuh pembonceng. Posisi ini juga berguna untuk menjaga keseimbangan pada motor. Bila posisi duduk miring atau menghadap kiri, maka beban bertambah ke sebelah kiri sehingga menganggu pengendalian. Hal ini biasanya terjadi saat menbonceng kaum wanita. Ada baiknya bagi wanita yang ingin dibonceng dianjurkan untuk mengenakan celana panjang.
4. Bila yang dibonceng membawa tas yang tidak terlalu besar, sebaiknya dijepit di antara pengemudi dan yang dibonceng. Hal ini untuk menghindari tindak kejahatan penjambretan. Dalam beberapa kasus, wanita yang dibonceng sering menjadi korban penjambretan. Tak ayal bila tas yang diselempangkan ditarik penjambret bisa mengurangi keseimbangan pengemudi, bahkan yang dibonceng maupun keduanya bisa terjatuh. Kasus seperti ini sering kali terjadi. Bila pembonceng membawa tas ransel, sebaiknya tidak diisi dengan benda-benda yang memberatkan karena dapat juga mengurangi keseimbangan, apalagi bila ditambah dengan muatan barang bawaan dibelakang.
Meski cara di atas tidak sepenuhnya menjamin keselamatan 100%, tapi tidak ada salahnya kita mempraktekan dan mencobanya mulai dari sekarang. (yac)
www.otogeik.com
Kamis, 06 Maret 2008
Yang Perlu Diperhatikan Saat Dibonceng Motor
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar