Kamis, 06 Maret 2008

Tentang Aki, Umur dan Kode Produksi

Idealnya, umur accu atau baterai alias aki 1,5 sampai 2 tahun. Itu menurut Sachrudin dari PT GS Battery. Tapi Sachrudin juga bilang umur aki tergantung kondisi pemakaian dan lamanya di toko. Ini yang nggak bisa ditebak!

Kondisi fisik aki baru memang sulit untuk menentukan umur aki. Sebab belum diisi accu zuur. Jadi mustahil melihat plastik kemasan melendung tanda aki rusak. Atau, kutub positif berkerak dan sel-sel di dalam aki mekar.

Toh semua itu bisa dicirikan. Sebab dari pabrik biasanya udah diberi ancer-ancer umur aki. “Ditandai dengan kode produksi. Kalau aki GS ada 7 angka yang menunjukan waktu produksi dan tempat produksi. Dua angka pertama menunjukkan tanggal, satu angka buat bulan dan 1 untuk tahun produksi. Tiga angka terakhir menunjukkan lokasi pembuatan,” jelasnya.


Tapi, sekali lagi itu cuma tanda. Umur efektifnya jelas berubah setelah aki pindah tangan ke dealer, lalu ke pengecer lalu ke konsumen. “Makanya kalau beli aki, sebaiknya pilih yang kode produksinya menunjukkan aki itu baru keluar dari pabrik,” wanti Sachrudin yang berkantor di Sunter, Jakarta Utara itu.

Dari faktor itu, Sachrudin menunjuk faktor penyimpanan paling penting. Sebab, aki yang belum dipakai tidak boleh diisi accu zuur dulu. Pun haram ditaruh di tempat lembab. “Mestinya di toko atau di rumah, aki simpan di tempat kering dan tidak terkena matahari secara langsung. Sebab kelembaban dan panas berlebih bisa membuat sel-sel aki bereaksi,” sebut Sachrudin lagi.

So biar amannya, kalo beli aki, liat kode produksinya. Saran Sachrudin beli aki yang umur produksinya belum sampai setahun. Lebih baik lagi jika belum sampai 6 bulan. Lalu, cek juga kondisi penyimpanan di tokonya. Jika terlihat lembab atau terlalu panas, sebaiknya cari di toko lain.

Nah, umur aki yang efektif sebenarnya dimulai saat aki diisi air zuur. Pada saat itu, sel-sel aki suah mengalami proses reaksi kimia. Setelah itu, semua tergantung kondisi pemakaian. Jadi, dihitung 1,5 sampai 2 tahun itu sejak pertama kali cuuuur.. air zuur menyentuh sel aki.

Umur aki akan lebih pendek jika salah perawatan. Seperti lupa mengisi ulang air sampai sel aki kering. Akibatnya sel aki jadi mati. Meski coba diisi air lagi pasti sudah terlambat.

KONVENSIONAL, HYBRID DAN KERING
KLIK - DetailBicara umur, jenis aki juga mempengaruhi. Apalagi di pasaran kini tersedia tiga jenis. Yaitu, aki konvensional, hybrid dan kering. Ketiganya punya umur berbeda.

Dulu, cuma ada aki konvensional. Sel aki jenis ini terbuat dari bahan antimon timah hitam. Yaitu, timbel oksida (PbO) buat kutub positif (+) dan Timbel (Pb) untuk pelat negatif (-). Untuk menghasilkan arus listrik ke dalam aki, harus diisi larutan elektrolit yang merupakan campuran dari sulfur acid dan air destilasi. Alias accu zuur.

Di aki Hybrid, ada penambahan unsur Calcium (Ca). Kompisi selnya jadi PbCa. Menurut Sachrudin, unsur Ca membuat membuat perawatan aki jadi lebih mudah. Sebab, “Calcium mengurangi penguapan air dan listrik aki,” jelas Sachrudin.

Makanya, di aki Hybrid, gak perlu nambah air aki sesering di aki konvensional. Nah, karena jarang perlu ngisi, tentu berbuntut pada umur pemakaian. Sebab, sering kali kita lupa ngecek kondisi air aki. Kalo sampe kurang, umur aki otomatis terpangkas. Makanya, pemakai aki konvensional umur pakainya bisa lebih pendek dari aki hybrid.

Kerena itu, aki Maintenance Free (MF) yang biasa disebut aki kering bisa lebih awet. Karena di aki MF kandungan Ca-nya lebih banyak. Jadi, makin sedikit pula listrik dan air aki yang menguap. Makanya mahal!

KEBOCORAN
Faktor penentu umur aki jelas dari cara pemakaian kita.KLIK - Detail Rajin merawat dan penggunaan sesuai takaran jadi unsur berikutnya.

Toh jika semua itu benar, masih ada lagi penyebab aki cepat rusak. Misalnya kebocoran arus litrik. Menurut Sachrudin, biasanya ini karena penambahan komponen elektronik di motor. Misalnya, alarm atau audio tambahan. “Biasanya ada arus yang mengalir untuk membuat alarm dan audio stand-by. Nah, jika itu terus terjadi, maka arus akan mengalir tanpa pengisian. Makanya setrum bisa tekor dan aki cepat rusak.”

Untuk mengetesnya, bisa menggunakan alat yang namanya clam-meter. Alat ini bisa mengetahui arus yang mengalir keluar dari aki. “Untuk mengetahui jika ada kebocoran, tes saat kunci kontak motor dalam kondisi off,” ucap Sachrudin.

Harusnya jika tidak ada komponen elektronik tambahan, tidak ada arus yang keluar. Jika pun ada, mestinya di bawah 0,05 Ampere. Lebih dari itu, kemungkinan ada kebocoran. “Tanda kebocoran awal bisa dilihat dari adanya bunga api saat memasang kutub positif aki,” tunjuk Sachrudin.

1 komentar:

Lukman Arif Wijaya mengatakan...

Sip, ilmiah ulasannya. Ada satu pertanyaan, mengapa kalau aki habis strum bisa cepat rusak?